Thursday, 8 November 2012
CINTAKU BERSEMI DI KOTA BATU
CINTAKU
BERSEMI DI KOTA BATU
By:
Zahara Putri
Bagiku, kota terindah
itu adalah kota Batu di Malang. Di kota itu aku mempunyai sejuta kenangan
dengan seorang yang pernah menyinggahi hatiku. Kenangan tentang cinta yang kami
jalin, dan perjalanan cinta yang berwarna, terangkai begitu indah antara
dirinya dengan diriku.
Dulu, ia hanya sekedang
teman dekatku. Andai kami tidak berangkat bersama ke kota tersebut. Mungkin
hingga kini kami takkan pernah jadian dan dia hanya menjadi sekedar teman
dekatku. Tak pernah lebih.
Masih kusimpan dalam
ingatanku, waktu itu di bulan November 2010 ketika ada acara kampus kami
berjalan bersama. Karena jenuh, maka malam itu kami memutuskan untuk
jalan-jalan. Dan ia mengajakku ke kota Batu. Perjalanan dari kota Malang
sekitar satu jam, aku hanya menganggukkan kepala menyetujui segala usulnya.
Kukenakan jaket
tebalku, perjalan mendekati kota Batu semakin dingin. Namun aku tetap gengsi
harus berpegangan ke pinggangnya, aku tetap bertahan berpegangan di jok sepeda,
atau sesekali kurapatkan tanganku.
Dia mengajakku ke ”Payung”
yaitu suatu tempat makan di area sekitar sepanjang jalan di Batu, tempatnya di
atas pegunungan, jauh dari perkampungan namun memanjang berdereratan warung-warung
lesehan yang terbuat dari bambu. Dan ketika melihat pemandangan ke bawah dan
sekitarnya begitu indah dan sejuk.
Kami memilih lesehan
dengan lampu-lampu lampion yang indah, dan duduk di paling ujung. Dekat dengan
pemandangan. Tempat yang cukup strategis dan sangat cocok untuk pasangan.
Memang tempat ini dirancang seromantis mungkin agar menjadi tempat yang apik
untuk pasangan yang dilanda asmara.
Waktu itu aku cukup
deg-degan ketika memasuki tempat
tersebut, terutama ketika kami duduk hanya berdua dengan suasana yang romantis.
Kami memesan makanan dan minuman, bahkan sajian yang dihidangkan juga cukup menarik.
Aku memesan minuman strawberi sebagai minuman andalanku.
Kami bercerita
kesana-kemari, mulai dari kegiatan kampus, pertemanan, hingga curhat. Ia
manatapku dengan tatapan yang berbeda, penuh dengan kehangatan dan kasih.
Dadaku berdebar dan desiran itu kian terasa saat ia menggenggam tanganku dan
mulai menyatakan perasaannya.
Dengan jujur dan penuh
ketulusan, ia katakan sudah lama menyukaiku. Memendam rasa selama 3 tahun
cukuplah lama bagi seorang laki-laki. Namun ia tak berani ungkapkan, karena ia
merasa aku tak akan membalas perasaannya.
Ya, aku memang
menganggapnya hanya sebagai teman dekat. Tak ingin lebih, namun perkataan dan
perlakuannya waktu itu memberikan nuansa yang begitu berbeda bagiku. Aku mencoba
mengalihkan pembicaraan dan berusaha menghindar. Ketika aku hendak beranjak ia
menarik tanganku, dan berusaha memelukku. Memintaku untuk tidak pergi dari
hatinya.
Jantungku berdetak
begitu keras, debaran itu kian terasa. Lalu ia memintaku untuk menjadi kekasihnya
dan aku tak mampu mengelak segala rasa yang baru tercipta pada hari itu. Aku
terdiam, lalu tanpa kusadari aku mulai
tenggelam dalam pesonanya, tatapannya. Kamipun jadian.
Ketika perjalanan
pulang aku lebih banyak diam, ia memintaku mempererat pegangannya agar aku aman
dan tidak kedinginan. Awalnya aku masih malu-malu, namun karena udara yang
begitu dingin aku memenuhi permintaannya.
Dan aku mulai menemukan kenyamanan disana, dirinya yang begitu
melindungi. Sebelumnya aku tak pernah menyangka bahwa dia sosok yang romantis.
Tak pernah terlintas dalam pikiranku.
Dan baru pertama
kalinya itu ia memanggilku dengan sebutan sayang, ketika kami sudah sampai. Ia
memastikan aku tetap aman, ia terus menatapku hingga aku masuk di dalam rumah.
Ia tidak menciumku, tapi ia menatapku dengan mesra dan penuh cinta. Ia
memperlakukan aku dengan sangat baik. Perlakuan itu lebih romantis dari apapun
oleh seorang lelaki. Kekasihku.
Dan besok-besoknya
ketika kami kencan, ia sering mengajakku ke kota Batu. Pergi ke alun-alun kota
Batu, tempat makan dan banyak hal. Tentunya dengan suasana yang romantis. Ia
memberikan aku banyak kejutan-kejutan yang menjadikanku sedikit demi sedikit
tertarik pada sosoknya.
Dia, kekasihku yang
mampu memperlakukanku dengan baik. Sungguh kota Batu takkan pernah aku lupakan.
Dimana telah menyatukan dua hati menjadi satu. Cintaku bersemi di kota ini.
“Aku mencintaimu…”
Ia menatapku mesra dan
akupun terlarut akan cintanya di kota Batu yang sangat indah.
Malang,
18 Maret 2012
06.10
wib
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad
Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...
No comments :
Post a Comment