Sunday, 4 November 2012
DAYA PIKAT MTD
“World Heritage Site”
Dalam rangka memeriahkan HUT kota Malang, sudah tujuh kalinya Malang mempunyai tradisi yang menarik yaitu mengadakan kegiatan MTD di sekitar daerah Ijen. MTD sendiri merupakan kepanjangan dari Malang Tempoe Doloe. MTD menyuguhkan nuansa kota Malang tempo dulu, baik berupa makanan, minuman, pakaian, peralatan, maupun panggung.
Untuk tahun ini MTD dimulai dari tanggal 24-27 Mei 2012, dan di tahun ini sudah ketujuh kalinya diadakan kegiatan MTD. Tujuan sendiri dari MTD adalah untuk memelihara dan mengenang budaya kota Malang. Untuk tahun 2012 tema yang diambil “World Heritage Site, Malang sebagai Situs Warisan Dunia”.
Menurut penuturan Rizal, salah satu Programmer MTD diharapkan Malang menjadi salah satu kota warisan dunia. Dan setiap tahun icon dalam MTD selalu berbeda-beda, sedangkan untuk tema kali ini menjadikan Stovia (salah satu sekolah Belanda) dan gedung Concordia sebagai icon.
Dan setiap tahunnya MTD selalu diadakan di jalan Ijen juga mempunyai alasan tersendiri menurut info dari Rizal hal ini dikarenakan jalan Ijen dahulu adalah tempat tinggal para Meneer yang ada di kota Malang. Jalan Ijen tidak pernah berubah, sekitar 80 % masih sama dengan zaman dahulu saat Belanda ada di kota Malang. Meskipun terkadang beberapa rumah di renovasi, tetapi keadaan rumahnya jarang dirombak, tetap pada bentuk aslinya. Bahkan faktanya, jalan Ijen (Ijen Boulevard) masih terkenal dan sering disebut di sejarah Belanda. Apabila orang-orang Belanda datang ke Malang, hal yang pertama dicari adalah jalan Ijen.
Pencetus dari MTD sendiri adalah bapak Dwi Cahyono, yaitu ketua yayasan Inggil yang bergerak di berbagai bidang. Karena ketertarikan beliau terhadap sejarah kota Malang dan keingin untuk memberikan ilmu yang dimiliki kepada warga Malang secara khususnya, maka muncullah ide tersebut.
Bahkan pengunjung MTD di setiap tahunnya juga bisa mencapai ribuan hingga ratusan orang, yang berasal dari berbagai tempat. Warga Malang sendiri selalu excited dengan acara ini. Orang perantauan yang asalnya dari Malang-pun banyak yang kembali ke Malang saat MTD digelar. Belum lagi Mahasiswa dan orang-orang yang dari luar kota, rata-rata pengunjung tidak hanya satu kali datang.
“Kalau aku sendiri mbak, suka sekali datang ke MTD dan ini bukan pertama kalinya bahkan sudah berkali-kali. Tempatnya sangat tertata rapi dan cukup bersih. Yang lebih menarik adalah banyak hal unik yang didapati disini.” Kata Aditya bersemangat
Daya tarik sendiri dari MTD itu berdasarkan dari keunikannya. Acara ini belum pernah ada di Malang, sehingga orang-orang akan tertarik dengan acara ini. Konsepnya yang unik, temannya yang unik bahkan penampilan-penampilan yang unik pula. Dan lebih serunya ketika pengunjung ikut berpartisipasi dengan menggunakan pakaian zaman dulu, sehingga sangat terasa sekali suasana tempo dulu. Rata-rata pengunjung yang hadirpun penampilannya juga unik-unik, sebagian besar pengunjung menggunakan pakaian batik walau tetap ada beberapa orang yang menggunakan baju bebas. Sungguh kompak antara panitia dan pengunjung.
Begitu menariknya daya pikat MTD di mata masyarakat, bahkan di tahun ini tersedia sekitar 400 gerai/ stan dengan nuansa tempo dulu yang pastinya membuat pengunjung regera menengok di setiap stan yang ada.
Tapi jangan coba-coba datang datang di sore hari atau malam dengan sepeda motor, pasti sangat macet dan tak bias gerak.
“Rame banget mbak, jalan macet banget. Aku sampe gak bisa pulang. Motorku sama sekali gak bisa gerak!” keluh Farin salah satu pengunjung MTD.
Dari awal pembukaan hingga penutupan pengunjung MTD terus membludak, dan sungguh rugi jika ke malang tanpa melihat MTD.
* Dimuat di Story, dengan dipotong beberapa bagian.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad
Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...
No comments :
Post a Comment