Sunday, 24 November 2013
SINDROM KAWIN
Kata orang sebelum menuju ke hari H, bagi orang yang akan melaksanakan pernikahan akan mengalami sindrom kawin. Suatu sindrom dimana akan ada gejolak akan hubungan pasangan tersebut. Bisa jadi adanya peperangan bathin, ataupun datangnya perasalahan yang terkadang pemicunya hanya masalah kecil yang diperbesar.Tidak hanya permasalahan antar pasangan tersebut, bisa juga dari keluarga atau yang lainnya. Datangnya musibah, kesedihan, kegalauan, kegundahan dan entah apalah itu. Yang mebuat perasaan mudah berubah dan tidak menentu. terkaang tidak dimengerti, kenapa jadi mudah sensitif dan mudah tersulut.
Percaya atau tidak percaya beberapa orang mengalami hal itu, terutama bagi perempuan yang suka main perasaan dan sensitif. Apa-apa harus pakai hati, suatu yang tidak harusnya dijadikan masalah akhirnya diperbesar juga.
Mungkin karena mendekati hari H mampu membuat sseorang panik sehingga terbawa ke dalam diri, menjadikan was-was dan ada ketakutan sendiri. Bisakah melalui semua? akan kah mendapatkan kebahagiaan? Bagaimana diri setelah menikah? atau mungkin pertanyaan yang lain.
Sindrom kawin terjadi tentunya ada alasan dan penyebabnya. Sebenarnya ketika sindrom ini terjadi hal itu hanya untuk mengukur keseriusan kita untuk suatu ikatan yang memang serius, mampukah kita menghadapi beberapa masalah sebelum menikah? karena setelah menikah mungkin akan kita dapati masalah yang beraneka ragam. Tidak hanya berhadapan dengan perorangan tapi juga antar keluarga. Siapkah kita??
Jadi ketika sindrom ini menyerang, siapkan diri dan kuatkan niat awal. Saling mendukung dan saling mengerti antar kedua pasangan.
Malang, 25 Nov 2013
14.50 wib
Cerpen: ASA YANG TERSISA
ASA YANG TERSISA
By: Zahara Putri
Aku tak tahu berapa lama aku terpejam setelah kejadian mengerikan di dalam awak pesawat terbang. Kini yang kurasakan nyeri di lenganku dan pedih di bagian mataku. Ya Allah, diriku kenapa?
Kutatap sekelilingku dengan pandangan yang samar-samar. Badan pesawat hancur. Tangisan ada dimana-mana, mayat bergelimpangan dan bau anyir yang membuatku ingin muntah. Pesawat kami jatuh di sebuah tempat yang sama sekali tak kukenali. Hanya hutan belantara.
“Aw…”
***
Aku berangkat meninggalkan kampung halamanku dengan hati berat. Keluarga tercinta harus kulepaskan demi cita-citaku. Bapak, ibu dan adik-adikku, semoga apa yang kulakukan bisa bermanfaat untuk kalian semua.
Hidup merantau mungkin pilihan tersulit bagiku, namun hanya inilah yang bisa aku lakukan. Di zaman sekarang ini sulit sekali mencari pekerjaan, bahkan diriku yang lulus S1 harus menjadi pengangguran sukses selama 2 tahun.
Beberapa kali aku mencoba mengikuti ujian PNS, namun selalu gagal. Akhirnya ketika ujian PNS yang ketiga kalinya, aku memilih di tempatkan di Kalimantan. Dan ternyata aku lolos.
Haruskah aku bahagia atau sedih? Sebelumnya aku tak pernah menyangka, bahwa aku akan ditempatkan di sebuah desa kecil yang terpencil. Jauh dari keramaian dan harus ditempuh dengan menaiki prahu menuju kesana.
Kulangkahkan kakiku menuju bandara, satu jam lagi pesawat yang akan aku tumpangi melaju ke Kalimantan Barat. Kutatap sekelilingku, orang mulai berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Sedangkan diriku masih meninggalkan hati di rumah. Sungguh berat meninggalkan keluarga, namun ini adalah pilihan. Pilihan untuk menjadi lebih baik.
* * *
Kenangan itu kembali datang. Kusandarakan tubuhku di kursi empuk di dalam pesawat terbang, sesaat sebelum take-off. Kali ini pesawat melaju dengan tenang, semoga saja hingga tujuan terakhir akan kudapati seperti ini, selamat sampai tujuan. Aku mulai memejamkan mataku rasanya sungguh nyaman dalam ketenangan seperti ini.
Masih terus kuingat keluarga di kampung tercintaku dan Ibu yang terus berpesan dengan kelembutan hatinya.
“Hati-hati nak kamu disana, jangan lupa selalu berdoa.”
“Iya, Ibu.”
“Sungguh kami bangga padamu. Walau entah kenapa ada yang mengganjal di hati Ibu.”
“Kenapa, Bu?”
“Entahlah Nak, firasat seorang Ibu…” Ibu menatapku lekat
“Ibu tak perlu cemas, saya akan baik-baik saja disana,” kuberikan senyuman untuk menenangkannya
“Semoga saja.”
Kupeluk ibuku dengan kuhangatan, dan kutatap bapak yang juga sedang berdiri disamping ibu. Dua orang itu sangat menyangiku, sunguh berat melapaskannya.
Berkali-kali bapak menasehatiku dan mengeluhkan kegelisahannya dan sekali lagi aku terus menghiburnya dan mengatakan semua akan baik-baik saja.
Adik-adikku terus menangis ketika harus melepaskanku pergi, katanya mereka takut tak akan bertemu lagi. Aku hanya tersenyum dan kupeluk hangat mereka semua. Terakhir kali kami bertemu, dan mungkin akan cukup lama untuk bertemu lagi.
Kini, aku masih di dalam pesawat tebang. Bayangan tentang keluargaku sedikit demi sedikit menjadi kabur dan membawaku kepada alam mimpi. Waktupun terus berjalan, kurasakan kenikmatan di dalam tidurku dalam waktu yang cukup lama. Disana kutemukan ketenangan, ada senyum keluargaku yang terus hadir.
***
Kucoba memegang mataku yang sakit saat kukedipkan tadi, namun lenganku juga ikut sakit. Tiba-tiba ada darah menetes di bagian mataku. Perih sekali.
***
Aku masih saja mengaduh. Benar-benar sakit. Saat rasa nyeri ini masih menghantamku, benakku membawa kenangan itu. Kejadian sebelum kecelakaan fatal ini terjadi.
Kurasakan suara getaran yang mengguncang tubuhku, aku terbangun dari tidur. Aku melihat ke sekeliling, orang-orang mulai panik. Pramugari mengumumkan, agar kami segera memasang sabuk pengaman. Kurapatkan sabuk pengaman ke perutku.
Dadaku mulai berdetak cepat, pesawat yang aku tumpangi mulai oleng. Tubuhku terguncang ke kanan dan ke kiri. Badan pesawat yang berguncang-guncang, membuat lori terlepas dari tempatnya, kunci yang menahannya tak sanggup menahan beban. Lori meluncur turun dengan sendirinya lalu terpental dan piring maupun gelas hancur berantakan. Kami menjerit ketakutan.
Beberapa orang terus teriak, dan beberapa perempuan menangis ketakutan. Suasana kali ini benar-benar ricuh. Kupegang kursiku dengan erat. Kulihat keluar jendela. Sangat gelap dan mendung. Mungkin karena cuaca yang sangat buruk menjadikan pesawat kami seperti ini.
Berkali-kali pramugari mengingatkan untuk tidak melepaskan sabuk pengaman, namun ada seorang lelaki yang tak memperdulikan ucapannya. Ia panik, ia lepaskan sabuk pengaman dan berlari kesana kemari, lalu guncangan pesawat semakin hebat. Beberapa orang mulai terpental dan berlumuran darah.
Lelaki itu bersitegang dengan pramugari, ia meminta turun. Namun karena kondisi pesawat yang sangat tidak stabil, tubuh lelaki itu tiba-tiba melayang begitu cepat, menabrak sandaran yang terbuat dari besi. Tepat di depanku. Aku menjerit. Wanita yang duduk disampingku ikut menjerit. Menangis dan ketakutan.
Lelaki itu mati seketika, kulihat pramugari itu melihat dengan miris dan ia tetap berpegangan untuk selamatkan dirinya. Keadaaan semakin kacau, guncangan semakin hebat. Manusia bagai serpihan kertas yang bertaburan dan nyawa tak ada harganya. Aku terus berdoa, sedangkan wanita disampingku terus menangis.
Kucoba menggenggam tangannya.
“Mari kita berdoa bersama Mbak agar kita selamat.” Wanita itu menganggukkan kepala dalam tangisannya
Sungguh aku tak sanggup melihat keadaan di sekitarku, keadaan pesawat tidak bisa dikendalikan lagi. Kupejamkan mataku dan terus berdoa. Ada ketakutan dalam diriku, khawatir nasibku akan seperti mereka. Namun kucoba memantapkan pada diri bahwa aku masih punya penyelamat, yaitu Tuhanku.
* * *
Allah, kenapa dengan diriku? Semoga aku bisa kuat menghadapi ini semua. Kusandarkan tubuhku di pohon. Tiba-tiba seorang ibu separuh baya mendekatiku.
“Tolong, ada yang terluka disini!”
Wanita ia berdiri menatapku panik dan mulai berteriak, kemudian ia mendekatiku dan mencoba memegang lukaku, ia menatapku nanar.
“Tenang ya pasti akan ada yang membantu kita?” ia tersenyum padaku dan terus berusaha memangkanku.
“Namaku Arni. Tunggu sebentar saya akan cari bantuan! Tadi aku bertemu seorang dokter, aku harap ia bisa membantu kamu.”
Lalu wanita itu pergi meninggalkanku.. Ia tak mengenalku tapi begitu panik melihat keadaanku. Apakah lukaku begitu parah? Yang bisa kurasakan hanya rasa sakit di lengan kananku dan mataku begitu perih. Hanya itu!
Beberapa menit kemudian wanita itu datang mendekatiku dengan seorang wanita lainnya, mungkin itu seorang dokter seperti apa yang ibu Arni katakan tadi.
Dokter itu dengan sigap mendekatiku, mulai membersihkan lukaku. Memeriksa lengan dan mataku.
“Ditahan ya, Mbak? Mungkin agak sakit.”
“Memangnya saya kenapa?”
“Ada pecahan kaca di mata Mbak. Ini keadaan darurat jadi harus diambil sekarang. Khawatir semakin masuk ke dalam yang akan menyebabkan kebutaan.”
Aku terkejut sekali, ingin menangis. Tapi aku tetap berusaha menahannya dan mencoba menguatkan diri. Kuanggukkan kepalaku. Wanita muda itu begitu cekatan mengobatiku. Dengan penuh hati-hati ia mencoba mengeluarkan pecahan kaca di mataku dengan perlengkapan yang ia bawa.
“Buka matanya lebar-lebar? Jangan pernah dipejamkan.”
“Iya.”
Aku mulai merasakan rasa sakit yang teramat hingga nembuatku harus mengenggam tangan dengan kuat. Ibu Arni itu memegangiku, berusaha memberikanku kekuatan.
Setelah pecahan kaca dikeluarkan dari mataku yang sebelah kiri, dokter itu menutupnya dengan perban. Dan melanjutkan mengobati lengan sebelah kananku yang terluka. Ia terus mengobatinya dengan keikhlasan sedangkan ibu Arni tetap bertahan untuk disampingku. Seolah-olah aku adalah putrinya yang wajib ia damping dan lindungi.
“Terima kasih.”
Kata itu terlontarkan untuk dua wanita yang menjadi dewa penyelamatku, aku menatap mereka dengan senyuman.
“Tidak usah sungkan, ini sudah tugas saya. Namaku Zya, sebenarnya saya ada tugas ke kampung Tenguwa tapi bencana ini melanda. Kini yang bisa saya lakukan menyelamatkan beberapa korban disini, semampu saya.”
“Kok sama. Saya juga ditempatkan di desa Tungeweh Kecamatan Darit Pontianak, menjadi guru PNS di sana.”
“Mengajar apa?” tanya ibu Arni
“Agama tapi saya juga akan membantu mengajar komputer.”
“Salut sekali. Ya sudah saya pamit dulu, masih banyak korban yang membutuhkan bantuan,” kata dokter Zya
Dokter Zyapun berlalu, kami berdua menatapnya hingga ia menjauh. Kami hanya berharap akan ada bantuan yang lainnya dan memberikan kami makanan.
* * *
Sudah beberapa hari kami terlempar di tempat yang tak kami kenal, sebuah hutan belantara yang sepi. Perut yang kelaparan mulai terasa, kami mencoba menahannya hingga ada bantuan datang. Jika memang tak kunjung datang dengan terpaksa kami harus memakan apapun untuk mengisi kekosongan perut kami.
Jatuhnya pesawat membuat kami terpencar, menurutku kami terpencar tidaklah terlalu jauh. Namun kenapa yang kami rasakan hanya ada kami berdua. Mungkinkah yang lainnya juga sibuk dengan sakit yang mereka derita, ataukah mereka sudah mati. Ya Allah, selamatkanlah kami.
Ibu Arni terus menghibur diriku yang resah. Ia bercerita panjang lebar tentang dirinya dan pekerjaannya. Ternyata ia seorang pemerhati budaya dan dalam usianya kini yang 40 tahun ia masih nampak energik dan penuh semangat.
Aku menatapnya takjub, sungguh salut dan bersyukur bisa mengenalnya. Beliau takkan pernah aku lupakan, jasanya sungguh sangat besar.
“Rasanya kita tidak mungkin hanya menunggu, kita harus bergabung dengan yang lainnya.”
“Tanganmu sudah tidak apa-apa.”
“Tidak masalah, kaki bu Arni?”
“Ah itu tidak masalah, saya sudah terbiasa jalan,” ia menepiskan dengan tangannya
“Ya sudah kita jalan saja, tapi tunjukkan saya jalan juga karena mataku kurang awas maklum minum dan kaca mataku pecah.”
“Tenang saja, diriku siap menjadi jadi matamu,” aku tersenyum dengan kebaikan hatinya
Namun, baru beberapa langkah kami jalan tiba-tiba kami mendengar ledakan yang begitu besar dan menimbulkan percikan api. Ya Allah itu pesawat kami, memang tidak terlalu jauh dari tempat kami. Apakah ada korban lagi.
“Kita kesana!” pintaku
“Apakah tidak berbahaya jika kita kesana?”
Akupun terduduk lemas, benar juga. Disana baru terjadi ledakan. Maka akan berbahaya bagi kami, hanya saja itu satu-satunya cara agar kami bisa segera bergabung dengan yang lainnya.
Selang beberapa lama setelah itu kami mendengar tapak langkah mendekati kami. Aku mulai girang, barangkali mereka penyelamat kami. Namun apa yang kami dapati dua orang laki-laki yang sedang menggopoh seorang wanita dengan luka bakar yang cukup parah.
Kututup mulutku, wanita itu adalah seorang yang duduk bersebelahan denganku waktu di awak pesawat.
“Tolong jagakan dia dulu, kalian bisa kan? Kami kehilangan dokter Titie dan dokter Zya. Ledakan tadi membuat kami semakin terpencar!” lelaki itu tiba-tiba meminta tolong tanpa sungkan, kami berdua hanya bisa menganggukkan kepala sedangkan mereka berdua berlalu begitu saja.
Kutatapkan trenyuh keadaan wanita itu, ia terus mengeluh kesakitan.
“Sabar ya? Sebentar lagi luka kamu akan diobati. Siapa nama kamu?”
“Nesa.” ia masih terus mengeluh karena kepanasan, sungguh aku tak tega melihatnya
Dua lelaki itu pergi meninggalkan kami bertiga. Hari semakin larut, kami betiga terpaksa tertidur di alam yang begitu terbuka dalam dingin dan kesunyian malam. Kami berpelukan, saling menghangatkan. Besok pasti akan datang bantuan.
Dan ketika pagi datang, Nesa terus ngotot mencari kedua saudaranya itu. Padahal lukanya begitu parah, mau tidak mau kamipun menurutinya dan membopong tubuhnya. Dengan pandanganku yang kabur dan lengan kananku yang masih sakit. Aku gunakan lengan kiriku untuk membopongnya, sedang ibu Arni tetap berdiri tegap walau kakinya sebenarnya sakit. Wanita ini begitu kuat.
Namun ternyata apa yang kami lakukan salah, karena tidak tau arah kami semakin jauh dan tak terdengar lagi keramaian. Ah sungguh kebodohan, harusnya kami tidak menuruti keinginan Nesa yang begitu keras kepala.
“Tunggu!”
Tiba-tiba ibu Arni memetik beberapa lebar daun yang cukup lebar
“Walaupun aku bukan dokter, tapi aku pernah membaca daun ini bisa sembuhkan luka bakar setidaknya tidak menjadikan luka melepuh. Persis sekali!”
“Apa kamu yakin? Aku tak mau semakin terluka”
“Sangat yakin!”
Lalu ibu Arni mulai menempelkan daun-daun tersebut di luka Nesa, kulihat Nesa tidak mengeluh kesakitan.
“Tidak sakit?” tanyaku penuh kecemasan
“Dingin dan membuatku nyaman.” ia tersenyum
Kami berdua bernafas lega, bersyukur sekali. Tenyata keberadaan ibu Arni sangat bermanfaat.
Kami mulai mendengarkan suara langkah mendekati kami, kami sudah kegirangan mendengarnya, Kami saling berpandangan dengan wajah penuh pengharapan akan adanya pertolongan.
Namun apa yang kami dapati ketika kami menoleh kearah datangnya tapak kaki itu, bukanlah malaikat penolong yang kami lihat. Kami salah!
Bukan manusia yang kami dapati namun seekor hewan yang cukup buas.
Kami berjalan mundur.
Seekor babi hutan dengan tubuh yang sangat besar nampak kelaparan disana.
Kami terus berpegangan erat. Allah ya Robb, selamatkan kami. Kami hanya bisa berpelukan dan berharap bantuan segera datang menghampiri.
Tidak, tak boleh saling berpelukan dan pasrah seperti ini. Aku ingat bagaimana seekor babi hutan mempunyai perangai dan tindak tanduknya di buku marga satwa di perpustakaan sekolahku dulu. Dia binatang buas, tapi bukan berarti tidak bisa ditandingi.
Dalam ketakutan, aku mencoba berani. Aku yakin, Allah bersama umatnya yang berani.
Ya, aku akan terus berupaya, diantara asa yang masih tersisa.
Semoga ….
* * *
By: Zahara Putri
Malang, 9 Oktober 2011
06.00 WIB
* Terbit di buku Karya Kreatif, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tahun 2012.
Tuesday, 5 November 2013
BUKU-BUKU ZAHARA PUTRI
Buku yang Sudah Terbit Antologi dan Solo
1. Bingkai Rindu Samara (Ceremai Press, 2011)
2. Bunga Rampai Selingkuh (Hasfa Publisher, 2011)
3. Dialog Sepasang Kupu-Kupu (AG Publishing, 2011)
4. Curahan Hati untuk Tuhan (Leutika Prio, 2011)
5. Catatan Juli (3M Self Publishing, 2011)
6. Unforgettable Moments (AG Publishing, 2012)
7. Di Sebuah Surau Ada Mahar Untuk-Mu (Tinta Media, 2012)
8. Puisi Adalah Hidupku (Leutika Prio, 2012)
9. Serba-Serbi 14 Februari (AE Publishing, 2012)
10. 99 Surat Kerinduan untuk Presiden (Leutika Prio, 2012)
11. Presiden untuk Presidenku (Sany Publishing, 2012)
12. Yang Terabaikan series 2 (Deka Publishing, 2012)
13. Yang Terabaikan series 2 (Deka Publishing, 2012)
14. Talenta Pengukir Tinta Emas (Awang-Awang Publishing, 2012)
15. Event Tahun Baru (AE Publishing, 2012)
16. Penghapus Mendung (Leutika Prio, 2012)
17. When I Miss You (AG Publishing, 2012)
18. Surabaya Whetever Love (Prima Pustaka, 2012)
19. Negeri Dongeng (AE Publishing, 2012)
20. Story Of The Cat (WR Publishing, 2012)
21. Baju Muslimah Azizah (Merdeka Media, 2012)
22. Kota Kenangan (AE Publishing, 2012)
23. Dalam Balutan Pelangi (AG Publishing, 2012)
24. Kunti I Love You (AG Publishing, 2012)
25. Gado-Gado Office Boy (Deka Publisher, 2012)
26. Ketika Penulis Kebelet Kawin (Awan Pustaka, 2012)
27. Negeri Sejuta Fantasi (WR Publishing, 2012)
28. Bumi Indonesia Kami Tecinta (Hasfa Publishing, 2012)
29. Ibu dalam Kehidupanku (AE Publishing, 2012)
30. Kisah Klasik HP Jadul (DeKa Publishing, 2012)
31. The Formula of Charity (Penerbit Harvey, 2012)
32. Untuk Para Sahabat (Goresan Pena Publishing, 2012)
33. Sang Jejak, (Cipta Medika, 2012)
34. Lukisan Ibu Pertiwi, (Awang-Awang Pustaka, 2012)
35. Mother in Maya (Deka Publishing, 2013)
36. Penulis Idie Indonesia (Afsoh Publisher, 2013)
37. Sebelum, Ketika dan Sesudah (AE Publishing, 2013)
38. Surat Cinta untuk Bunda (Deka Publishing, 2013)
39. Sahabat Maya Ispirasinya (Goresan Pena Publishing, 2013)
40. Terpenjara di Negeri Sendiri (AG Publishing, Maret 2013)
41. Cinta Luka Banget, (Efarasti, Oktober 2013)
42. Karya Kreatif, (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012)
43. Bakso Arema (Aura Publishing,2014)
44. Akhirnya Jodohku Datang (Rumah Pena Publishing,2014)
45. Senandung Cinta Sang Putri (Hamazah Publishing, 2014) ~Buku Solo~
46. Mantan Terindah (Euthenia, 2014) ~Buku Solo~Monday, 28 October 2013
DEBARAN YANG TAK TEPAT PADA WAKTUNYA
Ketika kau sudah terikat, namun kau rasakan debaran terhadap yang lain, apakah ini bisa dikatakan kesalahan? ataukah memang perasaan tidak pernah diketahui kapan datang dan perginya. Apakah yang akan kau lakukan? mengelak? menerima? atau pura-pura tak tahu?Debaran yang terasa itu benar-benar tak pada tempatnya, bagaimana mungkin merasakan perasaan yang lain kepada orang lain pula sedangkan hati sudah terikat?
Ah, suatu perasaan memang tak pernah diketahui, hanya saja memang bagamana kita bisa mengendalikannya dan menjaganya. Apakah harus diikuti ataukah diarahkan yang sebagaimana mestinya.
Kadang kita dihadapkan pada suatu pilihan. Iya dan tidak. Kita tak bisa memilih kedua-duanya, harus salah satu yang harus dipilih dan satu ditinggalkan. Lantas yang mana yang terbaik, harus kita pikirkan siapa yang kan lebih layak.
Jika perasaan masih datang dan pergi, tetapkan pada hatimu dan cinta yang benar-benar menetap dan tak pernah pergi.
Selasa, 29 Okt 2013
13/40 wib
Wednesday, 2 October 2013
RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM YANG BURUK
Ada kekecewaan ketika harapan tak sesuai kenyataan, tapi ada kelegaan ketika diberikan jalan yang mungkin terbaik. Bertahan dalam lingkungan yang tak baik dan penuh ketidaknyamanan atau pergi dengan kelegaan, penuh kebebasan dan meyakini diri untuk selalu berfikir positif, bahwa di sana bukanlah yang terbaik.Bagaimana mungkin bisa dipercaya jika memang tak bisa terpercaya, bagaimana bisa disukai jika keadaan dan perlakuan tidak menyenangkan. Ini salah perusahaannya, sistem atau orangnya? atau mungkin orang tersebut yang kurang beradaptasi dan tak sesuai harapan?
Dunia kerja itu memang kejam, ketika tak sesuai dengan keinginan pimpinan, maka engkaupun di tendang. Begitu pula yang berlaku di rumah sakit itu. Rumah sakit yang katanya memberikan keramahan terbaik untuk pasien dan pelanggan. Tapi nyatanya tak berikan kesejahteraan bagi pegawainya. Atau mungkin hanya ingin melakukan percobaan untuk calon pegawai baru.
Sistem yang cukup aneh, masa percobaan, training, kontrak dan kontrak. Tidak pernah terpikir setelah percobaan akan ditendang. Kamu tentu akan berharap dipekerjakan bekerja selamanya. Dengan gaji yang cukup dengan ijazah dan apa yang kamu kerjakan.
Bekerja memegang salah satu posisi, nyatanya pekerjaan tidak hanya satu yang dikerjakan. Apapun harus bisa. Dalam penerimaan pegawai memang mengharuskan untuk bisa membantu di posisi yang lain. Membantu bukan menggantikan. Ini tentu beda. Harus digaris bawahi.
Dikatakan bahwa di rumah sakit itu membutuhkan pegawai yang menempati posisi administrasi. Okey, dalam aplikasi dan penerapannya memang tidak hanya mengerjakan administasi semata. Apapun sesuai dengan perintah atasan.
Tentu pegawai itu akan berfikir posisi dia tetap sebagai administrasi walau mengerjakan yang lain. Ketika pimpinan membutuhkan posisi lain, setidaknya ditawarkan bukan langsung ditetapkan. Karena perjanjian awal di administrasi.
Setelah tidak sesuai dengan harapan pimpinan di posisi lain, maka pegawai itu ditendang. Lebih tepatnya di keluarkan. Dengan alasan tidak sesuai dengan ketentuan yang diharapkan pimpinan dalam posisi tersebut, tidak memenuhi kualifikasi di posisi yang baru. Posisi yang tak pernah dia bayangkan sama sekali.
Alasan dikeluarkan juga lucu, aneh dan tidak masuk di akal. Karena pegawai tersebut tidak memenuhi kualifikasi di posisi yang baru sedang untuk administrasi ternyata sudah dihandle oleh pegawai lama dan untuk saat itu tidak butuh lagi. Tidak butuh lagi! Perlu di catat!
Aneh bukan? membuka lowongan administrasi tapi mengeluarkan pegawai karena alasan sudah tidak butuh administrasi lagi. Sungguh mengherankan. Apakah itu semacam uji coba atau pada waktu itu pekerjaan administrasi terbengkalai dan butuh bantuan orang lagi, namun ketika sudah beres orang tersebut di buang?
Sungguh pintar sistemnya.
Dengan begitu bisa menggaji masa percobaan dengan upah yang kecil, ketika mendekati training dan kontrak yang mengharuskan mendapat upah yang besar akan dipecat. Perusahaan tidak mau rugi, lebih enak mengambil untung. Apakah seperti itu??
Rumah sakit tersebut bisakah dijadikan panutan jika memperlakukan orang lain seperti itu? sungguh sangat disangsikan. Semoga ada pelajaran dari itu semua. Mungkin juga akan banyak doa dan sakit hati bagi orang-orang yang pernah tersakiti dan diperlakukan dengan tidak baik.
Tapi ini memang hidup, dunia kerja itu kejam memang tak kan bisa di elak. Maka berhati-hatilah dalam mencari dan memperoleh pekerjaan.
Malang, 03 Oktober 2013
12.40 WIB
Friday, 2 August 2013
MASA KETERPURUKAN
Masa dimana kesedihan dan tangisan menyertai disana, itulah yang dinamakan masa keterpurukan. Disaat kamu jatuh lalu jatuh lagi, hingga merasa diri tak berdaya atas ujian yang menerpa. Ujian, lalu menjadi musibah demi musibah datang silih berganti, tangisan terganti dengan tangisan yang lebih menjadi, sakit hati terganti menjadi luka yang membekas dan perih.Disana merasa tak ada penolong, merasa dalam kesendirian. Lantas setetelah itu hanya bisa menangis, merasa semua jalan sudah buntu dan hitam. Terkadang engkau akan merasa putus asa menjalani kehidupan, kenapa hidup sekejam ini? Ingin mengakhiri semua tapi kau akan lebih takut lagi akan dosa dan siksa neraka jika mengakhiri dengan tidak benar.
Ingin engkau mencari jalan keluar yang benar, yang selayaknya dilakukan. teramat sulit, walau terus berusaha. Akhirnya hanya pasrah. Bukan untuk menyerah, hanya butuh waktu jeda untuk istirahat. Sedikit bernafas untuk menenangkan diri.
Selanjutnya nantinya engkau akan bangkit walau dengan sisa tenaga dan luka yang masih perih. Menyesakkan di dadamu, tapi harus tetep ditenangkan, agar tak semakin bergejolak dalam amarah. Menghibur diri, hanya itu yang bisa dilakukan, daripada berputus asa dan menyalahkan Tuhan akan naasnya hidup ini.
Ketika semua kawan dalam masa kejayaan tapi diri masih terpuruk, mungkin akan ada rasa sakit hati dan iri. Ada baiknya hal itu dijadian sebagai penyemangat untuk bangkit, bahwasanya suatu saat hal seperti itu akan teraih.
Kehidupan ada naik dan turun, saat ini dalam masa keterpurukan walau teramat lama, suatu saat semua akan terganti dan tangisan akan berubah menjadi senyuman. Masa keterpurukan takkan selamanya menjadi terpuruk, hanya butuh kata bangkit.
Malang, 3 Agustus 2013
Thursday, 1 August 2013
PENULIS
Kadang hati ini terasa trenyuh dan miris ketika segala mimpi dan cita tak tergapai. Ketika yang lainnya dalam kesuksesan, ketika yang lain mampu meraihnya, diri ini masih terus merangkah. Sama-sama berada di start yang sama, namun ketertinggalanpun begitu jauh.Miris tentu saja, iri tak terelakkan. Ingin seperti dirinya, lantas akan timbul suatu pertanyaan "Kapan aku seperti dia?" Ya, seperti itulah yang terasa. Beberapa teman begitu cepat, namun diri begitu lambat. Ada apa? kenapa? bisakah segera aku menyusulnya.
Terlewatkan satu buku, kemudian menjadi dua lalu tiga dan seterusnya sedang diri masih di garis awal. Baru memulai dari 0. Bukankah angka sampe 9? Tidak muluk hingga yang tertinggi, melangkah satu demi persatu. Berharap hal itu akan terjadi, tidak hanya terhenti di titik awal saja.
Tidak ada salahnya orang bermimpi, sama sekali tak pernah salah. Mungkin saja kesuksesan orang lain adalah penyemangat dan kegagalan ini adalah tapak sebelum menuju kesuksesan. Mungkin dan mungkin.
Berharap satu, dua hingga tiga. Ada nama yang tertulis disana, yang tak pernah terlupa. Hingga nafasku terhenti. Karyaku, dan orang akan menyebutku seorang penulis.
Aku, ingin tetap menulis.
MUSIBAH
Air mata ini tak terbendung, kucoba menghapusnya. Menahanya agar cucuran air mata tak terus mengalir, tapi tak bisa. Sakit yang terasa. Derasnya menemani kesedihan yang yang ada di diri ini. Dalam kurun waktu yang lama, musibah demi musibah kian bertambah. Ingin menghentikan semua, tapi tak bisa. Hanya bisa berjalan sesuai dengan jalan yang ditetapkan.Rasanya ingin pergi, jengah dengan semunya. berharap hanya sebuah mimpi, walau sebanarnya nyata yang di dapat. Pahit begitu terasa, menyesakkan dada terus dan menerus. Jika seperti ini lantas siapa yang kan disalahkan? diri sendiri? orang lain? atau kebodohan dari tindakan ini.
Aku mencoba meminta bantuan, tak ada tangan yang meraih. Manusia, siapa yang kan bisa diandalkan? hati manusia bisa berubah. Kadang menjadi baik kadang menjadi raja tega. Entah siapa kan diandalakan? Yang pasti tak bisa berharap banyak dari bantuan orang lain.
Diri ini akan berdiri sendiri, berusaha dan terus melangkah. Walau tangisan kian begulir, walau keringat kian mengucur, tekad sudah bulat. Selesaikan masalah itu segera mungkin, walau sebenarnya tak tahu bagaimana penyelesaiannya.
Hanya bisa menengadah, meminta bantuan sang Kuasa. Maha mendengar dan menolong. Disana aku akan bersujud dan menangis. Betapa kejamnya kehidupan ini. Begitu banyaknya musibah, mungkinkah ini suatu ujian pertanda sayang dan kepedulian-Nya kepada hamba-Nya.
Mencoba berpositif thinking, mencoba tetap optimis. Walau lelah dan sakit diri ini akan tetap berjalan dan menghadapi semua.
Bismillah, semoga semua akan segera berakhir.
Malang, 1 Agustus 2013
Tuesday, 16 July 2013
HARAP DALAM TANGIS
Ketika sebuah beban bertumpu padamu, padahal dirimu sudah merasakan beratnya kehidupanmu, pahit dan sakit namun masih ada beban yang harus kau tanggung, apa yang akan kau lakukan? menangis mungkin hanya itu, dengan luka yang perih tetap jalani kehidupan ini.Ada banyak tangis dan luka, bahkan ada beberapa beban yang kau merasa tak sanggup untuk menanggungnya, namun kaupun tak bisa mengelak. Semua harus dihadapi, diselesaikan dan segera dicarikan jalan keluar, agar tidak hanya berputar disana saja.
Harapan memang tak sesuai dengan kenyataan. Ingin bekerja yang lebih baik, dengan gaji UMR agar bisa membantu kedua orang tua, menyekolahkan adik dan bisa hidup yang lebih layak. Ijazah sarjana yang tak terbuang dengan sia-sia.
Ah, tapi tak semudah itu kan teraih. Nyatanya hidup tetap sulit, dengan lilitan hal-hal pelik disana sini. Begitu mencekik, hingga seolah tak mampu bernafas. Terkadang berberfikir pun sudah teramat lelah, pekat dan buntu.
Rasanya ingin menyudahi semua. Teramat lelah dengan berbagai masalah menumpuk dan beban yang tiada henti. terus berusaha tapi belum dapatkan hasil. lalu mulai lelah dalam tangis dan kegetiran. Hanya saja tidak boleh berhenti, tidak boleh menyerah. Ini hanyalah sebuah ujian, tentu Tuhan tidak akan suka dengan hamba yang berputus asa.
Dan pada akhirnya tetap berjalan dengan sedikit harapan kecil, bahwa kehidupan akan berubah. Bahwa kehidupan yang pelik ini segera berakhir. Bebanpun berkurang dan tangisan itu akan tersapu, terganti dengan senyuman.
Menyakinkan diri bahwa dalam kehidupan ada masa naik dan turun, sekarang masa turun mungkin nantinya akan naik. Entah kapan itu akan terjadi, tetap meyakini dan terus berdoa. Dalam linangan air mata ada harap.
Malang, 16 Juli 2013
19.15 wib
Monday, 15 July 2013
LELAH
Terkadang kita akan merasa lelah dalam kehidupan, terkadang kita pula akan jengah. Ingin lepas dan pergi dengan segala apa yang kita hadapi. Berharap hal itu tak terjadi pada kita. Lantas, bisakah kita lari? tidak! kita harus mengahadapinya. Walau lelah dan sangat menyedihkan, tetap saja harus dihadapi.Mungkin kita hanya bisa menangis, lalu bertanya kenapa segala musibah dan ujian menimpa pada diri? apakah ini hanya sekedar ujian? peringatan ataukah balasan atas dosa terdahulu? entah....
Ingin bediri tegak dan terus melangkah, tapi kaki teramat lelah untuk terus menapak. Terkadang kita ingin berhenti. Andai bisa bernafas dengan ketenangan tanpa rasa lelah? andai....
Berharap ada kebahagiaan, berharap tak ada permasalahan yang rumit, berharap diri bisa menikmati hidup dengan indah. Semua tentang keindahan dan kebahagiaan. Mimpi, harapan, semua ingin teraih dengan mudahnya.
Tapi ini kehidupan, ada banyak warna disana. Ada bahagia, duka, tangis, tawa, segalanya begitu berwarna. Kehidupan juga bisa naik turun. Terkadang kita tak pernah menduga apa yang kaan terjadi dan bagaimana akhirnya.
Tangisan, hanya itu yang tersisa. Dengan sedikit harapan....
Malang, 15 Juli 2013
17.30 wib
Thursday, 11 July 2013
Cinta Dunia Nyata
Kisah Percintaan di dunia nyata,Kisah itu tak seperti di sinetron dan drama korea yang romantis, jika ada kisah yang berawal dari ksedihan dan berakhir dengan happy ending maka akan menyuguhkan kisah yang menarik dan diharapkan penonton. Tapi dalam dunia nyata, ending tak pernah kita ketahui dan kita duga, bisa bahagia, sedih atau bisa tak jelas bagaimana.
Rumit,
Lebih mengarah kesana, kadang kita menjalin dengan satu orang lalu di lain waktu kita akan menjalin dengan orang lain. Dengan rasa yang sama, sakit yang sama. Berharap cinta pertama adalah sejati, berharap cinta yang sekarang abadi, tapi siapa yang kan tahu akan jodoh.
Benarkah kekasih yang sekarang jodoh di kemudian hari? atau mungkin masa lalu akan kembali, bahkan akan ada orang baru dan masa depan baru. Ah, semua tak bisa diperkirakan. Bahkan apa yang kita rancang kemudian bisa berubah total dan tak terlaksana.
Kita berharap hidup kan berjalan sesuai apa yang rencanakan, setidaknya seperti yang kita harapkan. Tapi apa yang bisa kita lakukan jika bertolak belakang dan harapan itu seolah-olah menjadi buih. Hilang. Tak akan terjadi.
Menyedihkan bukan? tapi inilah hidup. Bagaimanapun harus kita jalani, terkadang memang kejam, apalagi ketika permasalahan datang melanda dan cintamu hanya mampu menyakiti hatimu. Menyisahakan rasa yang teramat peri.
Kisah cinta dunia nyata, seperti inilah. Ketika kau patah hati, lalu kau akan mulai bangkit dan melanjutkan hidup, kembali menjalin cinta yang baru lalu bermimpi. Tidak ada salahnya dengan mimpi, itu adalah suatu harapan.
Bersyukur jika indah kan di dapat, tetapi jika pahit jangan terus meratap. Karena hidup akan terus berjalan, dan langkah akan tetap menapak.
Cintamu di dunia nyata, tak akan kau ketahui kapan akan berakhir dan kepada siapa. Tetap hadirkan rasa, karena cinta takkan mati.
Malang, 12 Juli 2013
Raih Bahagia
Terkadang di kehidupan yang kita jalani, kita selalu berharap dan bermimpi akan hal-hal yang baik dan indah, setidaknya yang mampu membuat kita mengembangkan senyuman. mampu menikmati hidup dengan baik dan bernafas dengan ketenangan.Bahagia....
Satu kata yang diharapkan dan dicari, tapi untuk mendapatkannya tidak semudah membalikkan tangan. Banyak yang harus kita lakukan, korbankan, mungkin juga akan banyak tangisan sebelum mendapatkan kebahagiaan.
Terkadang orang akan bertahan demi apa yang diharapkannya walau itu sangat menyakitkan, namun ada yang menyerah dan mengaku kalah, merasa hidup terlalu berat baginya. Ia tak sanggup hadapi hidup. Sungguh menderita.
Pernahkah kamu mendengar atau mengeluh bahwa dirimu orang paling menderita di dunia ini? atau mungkin temanmu yang mengatakan? Hanya orang yang menyerah yang katakan itu, lalu berakhir dengan kata putus asa dan bunuh diri. Naas kan?
Hahaa, itu menyedihkan. Merasa paling menderita padahal mungkin ada yang lebih menderita darinya. Tetapi bagi orang yang kuat, dia akan bertahan dengan terpaan dan ujian dalam hidupnya, dan orang yang kuat itulah yang nantinya akan menang. Tetap dan tak pernah menyerah.
Bukankah hidup memang perjuangan? lantas kenapa harus meneyerah? Ketika harapanmu tak bersesuaian dengan kenyataan? apa yang akan kamu lakukan? menyerah? bangkitlah kawan, ini hanya ujian kecil, nanti akan ada ujian yang lain agar kamu lebih kuat.
Bahagia, suatu saat akan kau dapatkan jika kamu mampu melewati rintangan jalan menuju kesana. Jangan menyerah. Tetap berusaha optimis dan tersenyum.
Malang, 11 Juli 2013
By: Zahara Putri
Saturday, 22 June 2013
PENGANGGURAN
PENGANGGURAN
YANG MENJADI TREN
By: Zahara Putri
Negara Indonesia adalah
Negara yang mempunyai penduduk yang sangat besar. Bahkan program KB yang
diterapkan oleh pemerintah masih tetap tidak bisa mengurangi jumlah penduduk
yang ada di Indonesia. Bahkan tidak banyak pula yang tidak menggalakkan KB,
sehingga jumlah penduduk semakin membludak.
Dengan adanya jumlah
penduduk yang besar, maka jika dikaitkan dengan pekerjaan, seharusnya lapangan
pekerjaan juga memenuhi. Namun sungguh disayangkan, lapangan pekerjaan yang ada
di Indonesia tidak bisa menampung banyaknya penduduk yang ada.
Mahasiswa yang lulus kuliah,
dengan bangga akan katakan mereka adalah calon pengangguran baru. Hal ini
dikarenakan, mencari pekerjaan cukuplah sulit. Tidak bersesuaian kebutuhan yang
lapangan yang tersedia.
Apalagi, banyak kita dapati
lowongan pekerjaan yang tersedia membutuhkan SDM yang berpengalaman, setidaknya
2-3 tahun. Bagaimana seorang sarjana yang baru lulus kuliah ditekankan untuk
mempunyai pengalaman kerja sedangkan kesempatan tidak ada? Bukankah ini
menyedihkan.
Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika pengangguran dijadikan suatu tren karena mereka sudah mulai
putus aja. Tidak adanya kesempatan dan ketika melakukan pengajuan lamaran
kerja, akan didapati banyaknya penolakan-penolakan.
Mungkin aka ada beberapa
lulusan perguruan tinggi, mempunyai keberuntungan dalam hal pekerjaan. Bisa
jadi karena ketika dia di kampus menjadi seorang aktifis dan mempunyai banyak link, baik berupa info pekerjaan atau
ada beberapa orang dalam yang mengajaknya bekerja. Jika seperti ini tidaklah
terlalu sulit bagi mereka. Kuliah dengan nilai memuaskan, pekerjaanpun
terjamin. Hal ini adalah suatu keberutungan tersendiri dari masing-masing
orang.
Namun bagaimana nasib
lulusan yang hanya bisa mengandalkan ijazah? Pengalaman belum ia miliki. Dan
ketika mereka mencoba terjun ke lapangan, penolakan akan mereka dapati karena
pengalaman tak mereka miliki.
Tidak mengherankan jika
banyak mendapati pengangguran meraja lela, bukan karena tidak mau bekerja tapi
kesempatan memang tidak ada, jika memang ada sangatlah minim.
Sesungguhnya seorang
pengangguran tidaklah berkeinginan apalagi bercita-cita menjadi pengangguran. Namun
mereka tak mampu berbuat apapun, ketika pikiran buntu, merekapun tak bisa
berpikir dan pada akhirnya pada satu titik putus asa.
Dengan keadaan yang tidak
stabil, mereka juga akan mendapati banyak tekanan. Dari keluarga, teman, belum
lagi sunggingan dari tetangga. Ejekan dan hinaan itu pasti ada dan tertuju
untuk seorang pengangguran.
Pernah saya mendengar ejekan
yang tidaklah asing dan ditujukan bagi pengangguran, semisal ejekan seorang
tetangga yang dulu pernah ditujukan ke saya ketika saya belum bekerja di kantor
dan hanya menjadi pegawai fotocopy.
“Lulusan sarjana kok kerja
di fotocopy-an? Ya percuma sekolah tinggi-tinggi. Masih mending anakku yang
lulusan SD kerja di paprik. Gajinya gede!”
Sungguh hati saya waktu itu
sakit yang teramat luar biasa, tapi saya pendam dan diamkan. Saya mencoba
menenangkan diri dan berfikir, bekerja di fotocopy
masih lebih baik asal itu halal daripada harus menjadi penjahat karena putus
asa tidak mendapatkan pekerjaan.
Mungkin pengalaman seperti
itu bukan hanya saya saja yang mengalami, banyak lagi pengangguran-pengaguran
lain yang akan mendapatkan hinaan. Apalagi ketika ia menjadi pengangguran yang
cukup lama. Mungkin terhitung hingga ukuran tahun, 2-3 tahun. Wow, bukankah itu
termasuk pengangguran abadi?
Pada dasarnya seorang
pengangguran juga tak ingin dicap sebagai pengagguran abadi yang tidak ada
usahanya. Mereka sebenarnya juga butuh pekerjaaan. Hanya saja mungkin nasib
tidak berpihak kepada mereka. Selain itu lapangan perkerjaan yang ada di
Indonesia sangatlah minim. Jadi, tidaklah mengherankan jika semakin tahun
jumlah pengagguran semakin banyak.
Mungkin ketika kita
mendapati jumlah pengangguran di Indonesia kita akan memandangnya dengan sangat
miris, sungguh jumlah yang cukuplah banyak. Dengan banyaknya pengangguran
seperti ini, muncullah sebuah pertanyaan yang besar “Bagaimana tindakan
Pemerintah menanggapi akan hal ini?”
Sebenarnya kegiatan job Street yang sering diadakan di
berbagai kota, untuk perekrutan pegawai baru di berbagai perusahaan cukuplah
membantu bagi para pengangguran. Hanya saja sekali lagi tidak sedikit pula
perusahaan yang berharap karyawannya mempunyai pengalaman di bidangnya.
Walau tidak mutlak semua
mewajibkan dengan syarat seperti itu, mungkin juga akan kita dapati lowongan
yang tidak membutuhka pengalamanan, yang terpenting bekerja keras dan jujur.
Mungkin ini poin tersendiri, dan sedikit meringankan tanpa harus membebani
pengangguran yang belum mempunyai pengalaman.
Tapi ada satu hal yang
perlu kita cermati dengan baik, kita juga perlu berhati-hati dengan banyaknya
lowongan pekerjaan yang tidak membutuhkan pengalaman pekerjaan. Tertulis bahwa
pengalaman menyusul, yang terpenting bisa bekerja dan tekun. Jika kita tidak
teliti, maka kita akan menajadi korban dari penipuan sebuah info lowongan dan
kita akan dikecewakan oleh hal tersebut.
Menurut banyak pengalaman
teman, ketika mereka mengajukan lamaran di perusahaan tersebut. Awalnya memang
menjanjikan, tertulis akan ditempatkan di administrasi atau di bagian kantor,
ternyata ketika diterima hanya ditempatkan di bagian sales. Katanya, hal itu adalah training.
Bagaimanapun hal ini tetap
tak bisa dibenarkan, karena tidak bersesuaikan dengan kesepakatan awal. Salah
satu teman saya lulusan UIN Malang mengakui bahwa ia menjadi korban dari
penipuan iklan. Ia begitu terkejut ketika hari awal bekerja, ia disuruh terjun
ke lapangan untuk menawarkan barang. Dan dalam hari itu pula ditarget harus
bisa menjualkan barang. Ada juga yang disuruh keliling kampung.
Sungguh menyedihkan bukan?
Sangat tidak sesuai dengan kesepakatan awalnya. Akhirnya teman saja memilih
kabur dan tidak melanjutkannya lagi. Setelah kejadian itu, ia mulai
berhati-hati dalam memilih info lowongan pekerjaan.
Yang harus menjadi bahan
pertimbangan, nama perusahaan harus jelas, kualifikasi, alamat, nomor yang bisa
dihubungi, dan kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak. Hal ini
bermaksud untuk menghindari adanya penipuan seperti contoh di atas.
Terkadang, memang seorang
pengangguran hanya akan berfikir yang penting mereka dapat pekerjaan bekerja.
Namun jika kita bisa teliti, maka setidaknya kita bisa memilah mana yang harus kita
ambil dan tidak.
Sungguh sangat menyedihkan
pula ketika banyak orang menanggapi pengangguran adalah orang-orang yang tak
berguna, setidaknya akan lebih bijak jika mereka memberikan solusi. Bukan hanya
sekedar menghujat tanpa adanya penyelesaian.
Memberikan kabar tentang
info pekerjaan, atau syukur-syukur jika ada yang membuka lapangan pekerjaan.
Untuk membantu pemerintah dalam hal membuka lapangan pekerjaaan. Selain banyak
berjasa, hal ini juga akan sangat membantu banyaknya pengangguran yang sangat membludak
di negari kita tercinta ini.
Sungguh tidaklah menjadi
suatu yang mengherankan, ketika para pemuda mulai menjadikan mengangguran
sebagai tren. Bukan karena mereka menginginkan hal itu, namun karena keadaan
yang mendesak mereka seperti itu.
Sulitnya lowongan pekerjaan,
hujatan tanpa solusi membuat mereka mulai jengah dan pada akhirnya mereka mulai
terlenakan dengan kata nganggur. Sugesti yang burukpun akhirnya menempel pada
diri mereka. Bertahun-tahun akhirnya menjadi pengangguran yang sukses.
Pengangguran yang mulai
semakin membludak dan terus meningkat seharusnya memang perlu adanya penyelesaian
dan solusi akan hal ini. Setidaknya pemerintah turun tangan dan segera tanggap,
bahwa hal ini memang harus segera diselesaikan. Karena bagaimanapun pemuda adalah
penerus bangsa. Jika pemuda-nya saja sudah banyak yang menganggur maka
bagaimana dengan keadaan bangsa kita nantinya.
Tetap harus diatasi, lapangan
pekerjaan perlu digalakkan lagi, mulai diberikan kesempatan bagi yang belum
berpengalaman untuk mendapatkan sebuah pengalaman, dan bagi yang mempunyai
ijazah yang tidak terlalu tinggi, harus tetap ada tempat yang mampu menampung
mereka bekerja.
Sedangkan untuk masalah
gaji, juga harus dipertimbangkan pula. Setidaknya gaji yang diberikan bersesuaian
dengan apa yang dkerjakan. Adanya UMR, masihkan hal ini ditetetapkan dan
digunakan oleh semua perusahan ataupun tempat kerja lainnya?
Semoga bisa bersikap adil
dan tetap memperhatikan pengangguran yang ada di Indoensia.
Malang, 23 Agustus
2012
13.30 wib
*dimuat di blog http://www.docstoc.com/docs/141457139/Pengangguran
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad
Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...
