Zahara Putri

Penulis fiksi dan non fiksi. Menggoreskan karya dalam tulisan, agar dibaca banyak orang dan bermanfaat.

Followers

Technology

Catatan

Friday 2 August 2013

MASA KETERPURUKAN

No comments :
Masa dimana kesedihan dan tangisan menyertai disana, itulah yang dinamakan masa keterpurukan. Disaat kamu jatuh lalu jatuh lagi, hingga merasa diri tak berdaya atas ujian yang menerpa. Ujian, lalu menjadi musibah demi musibah datang silih berganti, tangisan terganti dengan tangisan yang lebih menjadi, sakit hati terganti menjadi luka yang membekas dan perih.

Disana merasa tak ada penolong, merasa dalam kesendirian. Lantas setetelah itu hanya bisa menangis, merasa semua jalan sudah buntu dan hitam. Terkadang engkau akan merasa putus asa menjalani kehidupan, kenapa hidup sekejam ini? Ingin mengakhiri semua tapi kau akan lebih takut lagi akan dosa dan siksa neraka jika mengakhiri dengan tidak benar.

Ingin engkau mencari jalan keluar yang benar, yang selayaknya dilakukan. teramat sulit, walau terus berusaha. Akhirnya hanya pasrah. Bukan untuk menyerah, hanya butuh waktu jeda untuk istirahat. Sedikit bernafas untuk menenangkan diri.

Selanjutnya nantinya engkau akan bangkit walau dengan sisa tenaga dan luka yang masih perih. Menyesakkan di dadamu, tapi harus tetep ditenangkan, agar tak semakin bergejolak dalam amarah. Menghibur diri, hanya itu yang bisa dilakukan, daripada berputus asa dan menyalahkan Tuhan akan naasnya hidup ini.

Ketika semua kawan dalam masa kejayaan tapi diri masih terpuruk, mungkin akan ada rasa sakit hati dan iri. Ada baiknya hal itu dijadian sebagai penyemangat untuk bangkit, bahwasanya suatu saat hal seperti itu akan teraih.

Kehidupan ada naik dan turun, saat ini dalam masa keterpurukan walau teramat lama, suatu saat semua akan terganti dan tangisan akan berubah menjadi senyuman. Masa keterpurukan takkan selamanya menjadi terpuruk, hanya butuh kata bangkit.

Malang, 3 Agustus 2013

Thursday 1 August 2013

PENULIS

No comments :
Kadang hati ini terasa trenyuh dan miris ketika segala mimpi dan cita tak tergapai. Ketika yang lainnya dalam kesuksesan, ketika yang lain mampu meraihnya, diri ini masih terus merangkah. Sama-sama berada di start yang sama, namun ketertinggalanpun begitu jauh.

Miris tentu saja, iri tak terelakkan. Ingin seperti dirinya, lantas akan timbul suatu pertanyaan "Kapan aku seperti dia?" Ya, seperti itulah yang terasa. Beberapa teman begitu cepat, namun diri begitu lambat. Ada apa? kenapa? bisakah segera aku menyusulnya.

Terlewatkan satu buku, kemudian menjadi dua lalu tiga dan seterusnya sedang diri masih di garis awal. Baru memulai dari 0. Bukankah angka sampe 9? Tidak muluk hingga yang tertinggi, melangkah satu demi persatu. Berharap hal itu akan terjadi, tidak hanya terhenti di titik awal saja.

Tidak ada salahnya orang bermimpi, sama sekali tak pernah salah. Mungkin saja kesuksesan orang lain adalah penyemangat dan kegagalan ini adalah tapak sebelum menuju kesuksesan. Mungkin dan mungkin.

Berharap satu, dua hingga tiga. Ada nama yang tertulis disana, yang tak pernah terlupa. Hingga nafasku terhenti. Karyaku, dan orang akan menyebutku seorang penulis.

Aku, ingin tetap menulis.

MUSIBAH

No comments :
Air mata ini tak terbendung, kucoba menghapusnya. Menahanya agar cucuran air mata tak terus mengalir, tapi tak bisa. Sakit yang terasa. Derasnya menemani kesedihan yang yang ada di diri ini. Dalam kurun waktu yang lama, musibah demi musibah kian bertambah. Ingin menghentikan semua, tapi tak bisa. Hanya bisa berjalan sesuai dengan jalan yang ditetapkan.

Rasanya ingin pergi, jengah dengan semunya. berharap hanya sebuah mimpi, walau sebanarnya nyata yang di dapat. Pahit begitu terasa, menyesakkan dada terus dan menerus. Jika seperti ini lantas siapa yang kan disalahkan? diri sendiri? orang lain? atau kebodohan dari tindakan ini.

Aku mencoba meminta bantuan, tak ada tangan yang meraih. Manusia, siapa yang kan bisa diandalkan? hati manusia bisa berubah. Kadang menjadi baik kadang menjadi raja tega. Entah siapa kan diandalakan? Yang pasti tak bisa berharap banyak dari bantuan orang lain.

Diri ini akan berdiri sendiri, berusaha dan terus melangkah. Walau tangisan kian begulir, walau keringat kian mengucur, tekad sudah bulat. Selesaikan masalah itu segera mungkin, walau sebenarnya tak tahu bagaimana penyelesaiannya.

Hanya bisa menengadah, meminta bantuan sang Kuasa. Maha mendengar dan menolong. Disana aku akan bersujud dan menangis. Betapa kejamnya kehidupan ini. Begitu banyaknya musibah, mungkinkah ini suatu ujian pertanda sayang dan kepedulian-Nya kepada hamba-Nya.

Mencoba berpositif thinking, mencoba tetap optimis. Walau lelah dan sakit diri ini akan tetap berjalan dan menghadapi semua.

Bismillah, semoga semua akan segera berakhir.

Malang, 1 Agustus 2013

Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad

Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...