Zahara Putri

Penulis fiksi dan non fiksi. Menggoreskan karya dalam tulisan, agar dibaca banyak orang dan bermanfaat.

Followers

Technology

Catatan

Thursday 11 June 2020

Menu Bakaran Penggugah Selera

2 comments :
Menu Bakaran Penggugah Selera



Beberapa kali postingan teman muncul di beranda, disertai dengan gambar yang membuat mata melek. Awalnya aku abaikan saja, tapi lambat laun tergelitik untuk kepoin. Dari yang tertarik dengan tampilan gambar, hingga tanya-tanya menu apa saja yang dijual. Apalagi ketika ada testimoni yang semakin memperkuat untuk mencobanya.

Sebenarnya untuk membeli makanan enak dan harga di atas 20 ribu, aku masih berpikir 2x. Untuk sekali makan, apalagi pengeluaran di atas 50 ribu, jika membeli beberapa menu, uang yang tidak sedikit. Terutama di masa pandemi dan pemasukan tidak tentu seperti ini.

Namun, rupanya keinginanku lebih kuat, he. Ada niat, dan di sanalah ada jalan. Penasaran dengan rasanya, tertarik dengan penampilan dan cara kemasnya. Sepertinya memang sesuai dengan yang di gambar.

Rasa was-was membeli online memang terkadang hinggap, karena pengalaman membeli tidak sesuai dengan yang ditawarkan. Baik beli baju hingga makanan. Beberapa beli baju online mengecewakan. Bahkan sebelum ini beli kue pun demikian, tampilan begitu menarik dan mengembang, dengan toping yang full. Namun, ketika di tangan. Bentuk dan rasa mengecewakan. Ukuran lebih kecil dan berbeda jauh dengan di gambar, toping begitu irit. Rasa? Masuk kategori B, biasa aja. Cukup sekali dan tak perlu diulang.

Nah, ketika teman menawarkan jualannya yang ini, dengan varian digoreng dan dibakar. Tentu saja menggugah selera. Wah, patut dicoba ini!

Akhirnya ketika aku ke Singosari, langsung saja dadakan pesan. Cod di jalan sekalian perjalanan pulang. Alhamdulillah juga untuk membayar dipermudah. Si penjual malah ikutan kepo dan beli jualanku. Walhasil kita tuker-tukeran. Hahaa. Bahkan aku masih dapat bonus, lebih 5 ribu. Yes!

Bebek dan puyuh bakar yang menggugah selera. Aku pun langsung semangat membawa pulang dan sesampai di rumah kupamerkan ke adik-adik dan menawarkan suami untuk menikmatinya. Kebetulan saat itu aku lagi puasa, jadi ditahan dulu hingga berbuka puasa.

Azan Magrib pun tiba, rasa penasaran dan segera menikmatinya tertuntaskan. Bumbunya yang meresap, dagingnya yang empuk. Bahkan tulangnya pun cukup lunak, untuk yang menu puyuh. Subhanallah, nikmat banget pokoknya. Menu bakaran yang recommended. Bisa untuk makan sehari-hari, bisa juga untuk hajatan. Cocok. Insya Allah tidak mengecewakan. Ada harga, ada rasa. Kepuasan pun didapati.

Sepertinya next, ingin coba varian dan menu yang lain. Nah, sekarang saatnya ngumpulin receh dulu. He.

Yang penasaran, kepoin langsung akun Triandira, ya.

By: Zahara Putri
11 Juni 2020
18.39 wib



Sunday 7 June 2020

Kepergian Nenek

No comments :
Kepergianmu
Oleh Zahara Putri

Masih aku ingat saat diri ini masih kecil, engkau sering ke rumah bukan untuk membersamai cucumu dengan canda tawa, tapi engkau sibuk dengan banyak kisah yang ingin kau ceritakan kepada siapa pun. Aku terkadang ikut menyimak, walau kadang tak kupahami apa yang engkau bicarakan.  Namun, sebagai seorang cucu, aku bahagia ada nenek datang ke rumah.

Saat aku dewasa, engkau juga masih sering ke rumah. Mungkin bisa dihitung, lebih banyak dirimu yang datang ke rumah ketimbang diriku. Ah, aku ini cucu apa?

Engkau masih seperti dulu, suka bercerita. Bahkan seperti tak ada habisnya cerita yang kau sampaikan. Ah, masih kuingat pula. Saat itu celana kulot dan kaos pendek masih kau kenakan, rambutmu masih hitam, walau sudah mempunyai cucu. Terkadang engkau memakai tudung, terkadang kau biarkan saja.

Saat engkau berjalan, langkahmu begitu cepat. Tak ada yang mengira bahwa usiamu sudah senja. Wajahmu masih nampak muda. Bahkan ketika beberapa orang seusiamu yang sudah menua, sakit-sakitan hingga meninggal. Engkau tetap sehat dan tak mengeluh sakit.

Hingga ketika engkau mempunyai cicit, mulai engkau tinggalkan hobi yang tidak baik. Engkau mulai mau memakai kerudung, dan bajumu mulai tertutup. Celana pun sudah mulai jarang engkau gunakan. Engkau mau melakukan sholat. Alhamdulillah.

Sakit lambung terkadang engkau keluhkan, tapi tidak sampai parah. Engkau buat santai. Profesi sebagai tukang pijat masih engkau jalani. Jalan ke sana kemari masih menjadi hobimu. Engkau nikmati hidup tanpa beban.

Hingga di usia kepala 8, engku tetap nekat berangkat memijat. Walau anak cucumu sudah melarang, karena usiamu yang sudah senja. Malang tak dapat dipungkiri, orang yang engkau pijat terlalu gemuk, engkau paksakan memijat. Pulangnya, beberapa bagian tubuhmu tak bisa digerakkan.

Saat dibawa ke rumah sakit, dokter memvonismu terkena stroke. Berawal dari sana stroke mulai menggerogoti tubuhmu.

Awalnya tubuhmu sehat dan bugar, lambat laun menjadi kecil dan kurus. Hingga beberapa tahun, engkau terbaring di tempat tidur. Menjalani sakit yang engkau derita.

Kini, di usia kepala 9, Allah memanggilmu. Menyudahi penderitaan sakitmu. Kami sekeluarga kehilangan dan bersedih. Namun, kami lega. Mungkin itu yang terbaik. Tak tega melihatmu sakit dan menderita.

Insya Allah kini engkau lebih tenang. Semoga engkau ditempatkan di sisi Allah, tempat yang baik menuju surga-Nya. Semoga dosa selama hidup diampuni dan doa anak dan cucumu diterima. Amiin.

* Teruntuk Nenek
Meninggal: 4 Mei 2020
Pukul 23.00 wib



Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad

Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...