Saturday, 22 June 2013
PENGANGGURAN
PENGANGGURAN
YANG MENJADI TREN
By: Zahara Putri
Negara Indonesia adalah
Negara yang mempunyai penduduk yang sangat besar. Bahkan program KB yang
diterapkan oleh pemerintah masih tetap tidak bisa mengurangi jumlah penduduk
yang ada di Indonesia. Bahkan tidak banyak pula yang tidak menggalakkan KB,
sehingga jumlah penduduk semakin membludak.
Dengan adanya jumlah
penduduk yang besar, maka jika dikaitkan dengan pekerjaan, seharusnya lapangan
pekerjaan juga memenuhi. Namun sungguh disayangkan, lapangan pekerjaan yang ada
di Indonesia tidak bisa menampung banyaknya penduduk yang ada.
Mahasiswa yang lulus kuliah,
dengan bangga akan katakan mereka adalah calon pengangguran baru. Hal ini
dikarenakan, mencari pekerjaan cukuplah sulit. Tidak bersesuaian kebutuhan yang
lapangan yang tersedia.
Apalagi, banyak kita dapati
lowongan pekerjaan yang tersedia membutuhkan SDM yang berpengalaman, setidaknya
2-3 tahun. Bagaimana seorang sarjana yang baru lulus kuliah ditekankan untuk
mempunyai pengalaman kerja sedangkan kesempatan tidak ada? Bukankah ini
menyedihkan.
Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika pengangguran dijadikan suatu tren karena mereka sudah mulai
putus aja. Tidak adanya kesempatan dan ketika melakukan pengajuan lamaran
kerja, akan didapati banyaknya penolakan-penolakan.
Mungkin aka ada beberapa
lulusan perguruan tinggi, mempunyai keberuntungan dalam hal pekerjaan. Bisa
jadi karena ketika dia di kampus menjadi seorang aktifis dan mempunyai banyak link, baik berupa info pekerjaan atau
ada beberapa orang dalam yang mengajaknya bekerja. Jika seperti ini tidaklah
terlalu sulit bagi mereka. Kuliah dengan nilai memuaskan, pekerjaanpun
terjamin. Hal ini adalah suatu keberutungan tersendiri dari masing-masing
orang.
Namun bagaimana nasib
lulusan yang hanya bisa mengandalkan ijazah? Pengalaman belum ia miliki. Dan
ketika mereka mencoba terjun ke lapangan, penolakan akan mereka dapati karena
pengalaman tak mereka miliki.
Tidak mengherankan jika
banyak mendapati pengangguran meraja lela, bukan karena tidak mau bekerja tapi
kesempatan memang tidak ada, jika memang ada sangatlah minim.
Sesungguhnya seorang
pengangguran tidaklah berkeinginan apalagi bercita-cita menjadi pengangguran. Namun
mereka tak mampu berbuat apapun, ketika pikiran buntu, merekapun tak bisa
berpikir dan pada akhirnya pada satu titik putus asa.
Dengan keadaan yang tidak
stabil, mereka juga akan mendapati banyak tekanan. Dari keluarga, teman, belum
lagi sunggingan dari tetangga. Ejekan dan hinaan itu pasti ada dan tertuju
untuk seorang pengangguran.
Pernah saya mendengar ejekan
yang tidaklah asing dan ditujukan bagi pengangguran, semisal ejekan seorang
tetangga yang dulu pernah ditujukan ke saya ketika saya belum bekerja di kantor
dan hanya menjadi pegawai fotocopy.
“Lulusan sarjana kok kerja
di fotocopy-an? Ya percuma sekolah tinggi-tinggi. Masih mending anakku yang
lulusan SD kerja di paprik. Gajinya gede!”
Sungguh hati saya waktu itu
sakit yang teramat luar biasa, tapi saya pendam dan diamkan. Saya mencoba
menenangkan diri dan berfikir, bekerja di fotocopy
masih lebih baik asal itu halal daripada harus menjadi penjahat karena putus
asa tidak mendapatkan pekerjaan.
Mungkin pengalaman seperti
itu bukan hanya saya saja yang mengalami, banyak lagi pengangguran-pengaguran
lain yang akan mendapatkan hinaan. Apalagi ketika ia menjadi pengangguran yang
cukup lama. Mungkin terhitung hingga ukuran tahun, 2-3 tahun. Wow, bukankah itu
termasuk pengangguran abadi?
Pada dasarnya seorang
pengangguran juga tak ingin dicap sebagai pengagguran abadi yang tidak ada
usahanya. Mereka sebenarnya juga butuh pekerjaaan. Hanya saja mungkin nasib
tidak berpihak kepada mereka. Selain itu lapangan perkerjaan yang ada di
Indonesia sangatlah minim. Jadi, tidaklah mengherankan jika semakin tahun
jumlah pengagguran semakin banyak.
Mungkin ketika kita
mendapati jumlah pengangguran di Indonesia kita akan memandangnya dengan sangat
miris, sungguh jumlah yang cukuplah banyak. Dengan banyaknya pengangguran
seperti ini, muncullah sebuah pertanyaan yang besar “Bagaimana tindakan
Pemerintah menanggapi akan hal ini?”
Sebenarnya kegiatan job Street yang sering diadakan di
berbagai kota, untuk perekrutan pegawai baru di berbagai perusahaan cukuplah
membantu bagi para pengangguran. Hanya saja sekali lagi tidak sedikit pula
perusahaan yang berharap karyawannya mempunyai pengalaman di bidangnya.
Walau tidak mutlak semua
mewajibkan dengan syarat seperti itu, mungkin juga akan kita dapati lowongan
yang tidak membutuhka pengalamanan, yang terpenting bekerja keras dan jujur.
Mungkin ini poin tersendiri, dan sedikit meringankan tanpa harus membebani
pengangguran yang belum mempunyai pengalaman.
Tapi ada satu hal yang
perlu kita cermati dengan baik, kita juga perlu berhati-hati dengan banyaknya
lowongan pekerjaan yang tidak membutuhkan pengalaman pekerjaan. Tertulis bahwa
pengalaman menyusul, yang terpenting bisa bekerja dan tekun. Jika kita tidak
teliti, maka kita akan menajadi korban dari penipuan sebuah info lowongan dan
kita akan dikecewakan oleh hal tersebut.
Menurut banyak pengalaman
teman, ketika mereka mengajukan lamaran di perusahaan tersebut. Awalnya memang
menjanjikan, tertulis akan ditempatkan di administrasi atau di bagian kantor,
ternyata ketika diterima hanya ditempatkan di bagian sales. Katanya, hal itu adalah training.
Bagaimanapun hal ini tetap
tak bisa dibenarkan, karena tidak bersesuaikan dengan kesepakatan awal. Salah
satu teman saya lulusan UIN Malang mengakui bahwa ia menjadi korban dari
penipuan iklan. Ia begitu terkejut ketika hari awal bekerja, ia disuruh terjun
ke lapangan untuk menawarkan barang. Dan dalam hari itu pula ditarget harus
bisa menjualkan barang. Ada juga yang disuruh keliling kampung.
Sungguh menyedihkan bukan?
Sangat tidak sesuai dengan kesepakatan awalnya. Akhirnya teman saja memilih
kabur dan tidak melanjutkannya lagi. Setelah kejadian itu, ia mulai
berhati-hati dalam memilih info lowongan pekerjaan.
Yang harus menjadi bahan
pertimbangan, nama perusahaan harus jelas, kualifikasi, alamat, nomor yang bisa
dihubungi, dan kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak. Hal ini
bermaksud untuk menghindari adanya penipuan seperti contoh di atas.
Terkadang, memang seorang
pengangguran hanya akan berfikir yang penting mereka dapat pekerjaan bekerja.
Namun jika kita bisa teliti, maka setidaknya kita bisa memilah mana yang harus kita
ambil dan tidak.
Sungguh sangat menyedihkan
pula ketika banyak orang menanggapi pengangguran adalah orang-orang yang tak
berguna, setidaknya akan lebih bijak jika mereka memberikan solusi. Bukan hanya
sekedar menghujat tanpa adanya penyelesaian.
Memberikan kabar tentang
info pekerjaan, atau syukur-syukur jika ada yang membuka lapangan pekerjaan.
Untuk membantu pemerintah dalam hal membuka lapangan pekerjaaan. Selain banyak
berjasa, hal ini juga akan sangat membantu banyaknya pengangguran yang sangat membludak
di negari kita tercinta ini.
Sungguh tidaklah menjadi
suatu yang mengherankan, ketika para pemuda mulai menjadikan mengangguran
sebagai tren. Bukan karena mereka menginginkan hal itu, namun karena keadaan
yang mendesak mereka seperti itu.
Sulitnya lowongan pekerjaan,
hujatan tanpa solusi membuat mereka mulai jengah dan pada akhirnya mereka mulai
terlenakan dengan kata nganggur. Sugesti yang burukpun akhirnya menempel pada
diri mereka. Bertahun-tahun akhirnya menjadi pengangguran yang sukses.
Pengangguran yang mulai
semakin membludak dan terus meningkat seharusnya memang perlu adanya penyelesaian
dan solusi akan hal ini. Setidaknya pemerintah turun tangan dan segera tanggap,
bahwa hal ini memang harus segera diselesaikan. Karena bagaimanapun pemuda adalah
penerus bangsa. Jika pemuda-nya saja sudah banyak yang menganggur maka
bagaimana dengan keadaan bangsa kita nantinya.
Tetap harus diatasi, lapangan
pekerjaan perlu digalakkan lagi, mulai diberikan kesempatan bagi yang belum
berpengalaman untuk mendapatkan sebuah pengalaman, dan bagi yang mempunyai
ijazah yang tidak terlalu tinggi, harus tetap ada tempat yang mampu menampung
mereka bekerja.
Sedangkan untuk masalah
gaji, juga harus dipertimbangkan pula. Setidaknya gaji yang diberikan bersesuaian
dengan apa yang dkerjakan. Adanya UMR, masihkan hal ini ditetetapkan dan
digunakan oleh semua perusahan ataupun tempat kerja lainnya?
Semoga bisa bersikap adil
dan tetap memperhatikan pengangguran yang ada di Indoensia.
Malang, 23 Agustus
2012
13.30 wib
*dimuat di blog http://www.docstoc.com/docs/141457139/Pengangguran
Tuesday, 18 June 2013
KETAMPANAN RESTA
KETAMPANAN
RESTA
By: Zahara Putri
Namaku
Resta, aku terlahir sebagai perempuan. Dan aku membenci diriku yang sekarang.
Aku tak bisa seperti teman-temanku yang lainnya. Seperti perempuan atau lelaki
pada umumnya. Jika aku dikatakan perempuan tapi anehnya aku tak suka shoping,
aku tak suka berdandan terlebih lagi aku tak suka hal-hal yang berbau perempuan.
Bagiku terlalu lemah. Jika aku lelaki kenapa aku terlahir sebagai perempuan?
Jenis kelaminku perempuan dan aku tak bisa merubahnya.
Sebelum
ibu mengandungku, dia menginginkan anak lelaki namun yang keluar justru aku.
Karena keinginannya yang tinggi untuk memiliki anak lelaki, dari kecil aku
selalu diperlakukan sebagai seorang lelaki. Hingga kini aku tumbuh dengan jiwa
lelaki.
Tak
pernah aku memakai rok, gaun atau apapun pakaian perempuan, tak sudi pula
menggunakannya. Rambutku juga selalu pendek. Orang katakan aku tampan dan aku
bangga dengan julukan itu. Resta yang tampan. tak ada seoragpun yang mengatakan
aku cantik, atau mengakui bahwa aku seorang perempuan.
“Res, bisa kamu antarkan catering ke alamat ini?!” ibuku
memberikan sebuah alamat pemesan catering-nya
Setelah ditinggal ayah, ibu bekerja
sebagai penjual catering. Cukup
sukses. Dari sanalah ia bisa menghidupiku, bahkan membiayai sekolah hingga
kuliahku. Mau tak mau tentu aku harus membantunya, sebagai anak yang berbakti.
Kunyalakan sepeda motorku dan
mulai melaju ke alamat yang tertuju. Kali ini perrjalanan cukup jauh, entah
kenapa ada seorang yang mau memesan makanan dengan jarak yang cukup jauh. Mahal
diongkos kalau menurutku dan tentunya gak praktis.
Sejam berlalu, kupenjet bel di
sebuah almat yang telah tertulis di lembara yang diberikan ibu.
“Iya, siapa ya?” seorang gadis
ayu nan lembut keluar menatapku
Entah kenapa tiba-tiba aku
merasakan debaran ketika melihatnya, gadis itu memberikan senyuman termanis
yang tak pernah kudapatkan dari gadis manapun. Bahkan dirikupun tak mungkin
seperti itu.
“Eh.. catering..” kusodorkan dengan rasa gugup
“Oh
pesanan Mama, iya makasih”
Aku
masih tetap berdiri mematung dan hanya bisa melihatnya. Entah kenapa kakiku tak
ingin beranjak dari tempat itu.
“Anda
mau masuk dulu?” tanyanya dan aku terdiam
“Masuklah,
Biar aku suguhkan minuman.” ia mempersilahkanku masuk
Dan
sekali lagi entah kenapa aku mengikuti apa yang ia ucapkan. Akupun
terduduk di sofa empuk. Kuamati sekeliling. Beberapa figura terpasang indah
disana, ada foto dirinya. Sangat cantik.
“Pasti sangat lelah
mengantarkan sejauh ini, maaf ya merepotkan?”
Gadis itu keluar dengan segelas
air minum di atas nampan yang ia bawa. Kuanggukkan kepalaku, lantas ia
tersenyum. Semakin cantik.
Aku tak terlalu banyak bicara, justru
dia yang terus berbicara. Aku terlalu malu dan sangat aneh, aku yang biasanya
macho menjadi malu di hadapan dirinya.
Sepulang dari rumahnya, aku tak
bisa melupakan bayangan dirinya. Gadis cantik dengan pesolek yang sangat ayu
dan perilaku yang lembut itu bernama Ratih.
* * *
Hari ini aku terpaksa harus ke
Mall, bukan karena aku harus shopping seperti layaknya perempuan lainnya. Tapi
aku hanya mengantarkan catering yang dipesan disana. Setelah selesai, pasti aku
akan segera pulang.
Namun langkahku terhenti ketika
mendapati sosok perempuan yang tak asing bagiku, kucoba mendekati dirinya
ketika ia hendak turun tangga escalator.
Nampak ia tidak nyaman dengan sepatu yang ia kenakan, aku khawatir akan terjadi
apa-apa jika ia terus konsen dengan sepatunya.
Dan HAP … Secepat kilat aku
berlari ke arahnya berusaha menahannya agar dia tak terjatuh. Apa yang ada dalam pikiranku
ternyata terjadi juga. Gadis itu tertahan dalam pelukanku, ia begitu ketakutan.
Saat itulah mata kami beradu pandang. Ada
deguban yang luar biasa ketika ia menatapku, sekali lagi. Tatapannya dan
debaran ini.
“Terima
kasih ya?” ia mulai melepaskan pelukannya dengan malu
“Iya.”
“Kamu kan…?” ia menunjuk ke
arahku
“Resta.”
“Iya, aku masih ingat.” ia
tersenyum ke arahku
Akhirnya kami berdua mulai
berbasa-basi, ngomong ngalor ngidul sambil mengitari jalan di Mall. Ah, entah
kenapa aku ingin waktu ini tidak segera berlalu. Aku ingin terus mendengar suaranya
yang lembur dan melihat senyuman indahnya itu.
Mall bukan tempat yang aku
sukai, tapi bersamanya kudapatkan kenyamanan disana. Ratih Kumalasari Ratri.
Nama yang bagus, benar-benar nama orang yang Jawa yang kalem sesuai dengan
perangai dirinya yang santun.
* * *
Kini aku mempunyai aktifitas
baru, sering bermain ke rumah Ratih dan pastinya komunikasi di hp takkan
terhenti. Ia gadis yang menyenangkan, ketika sms, telpon apalagi ketika bertemu
secara langsung. Akan membuatku bertahan tetap disampingnya.
Karena sering bertemu dan komunikasi
kami menjadi semakin akrab, apalagi aku punya alasan datang ke rumahnya.
Mengantarkan catering. Betapa
pintarnya alasanku. He.
Perlakuan Ratih padaku juga
semakin baik dan sangat perhatian, entah aku GR atau kepedean namun aku
merasakan Ratih juga mempunyai perasaan lain pada diriku. Sesekali kudapati
dirinya malu-malu ketika berbicara padaku atau terkadang mencuri pandang.
Seperti yang kulakukan.
Suatu hari aku mencoba
memberanikan diriku untuk mengajakku keluar, semacam kencan. Yah, dan aku
sungguh terlupa siapa diriku. Yang kurasakan aku Resta seorang lelaki sejati
dengan ke-gentle-lannya, yang kini tengah dilanda asmara.
Dan sungguh tak pernah aku duga
tanggapan Ratih akan ajakanku, ia menerima dengan wajah sumringah. Nampaknya ia
menantikan akan hal ini.
“Serius Ra?” kuulangi
kata-kataku setengah tak percaya
“Iya…” ia anggukkan kepalanya
sambil tersenyum padaku
“Eh kalau begitu.. kita ke.. “ aku mulai gugup
“Terserah kamu, lelaki yang
berhak menentukan tempatnya.”
“Oh, iya.”
Maafkan aku Ra, bukan aku
bermaksud membohongimu tapi tidak ada yang salah dengan cinta. Jadi aku ingin
perasaan ini terus mengalir di antara kita berdua. Tanpa peduli jenis kelaminku
apa. Yang kurasa aku hanya ingin bersamamu.
* * *
Kami berdua berjalan bersama,
mengitari taman. Dalam canda riang tawanya, senyumnya yang menahan. Kami makan ice cream berdua, menikmati keindahan
taman kota berdua dan melewatkan waktu
berdua.
“Eh lihat, ada pertunjukan
disana!” Ratih menunjukan sebuah pertunjukan musik di jalanan yang sedan ramai
dikelingi pengunjung
“Mana?”
“Ayo kesana!” tiba-tiba ia
menarik tanganku dan mengajakku berlari kecil arah yang ia tuju
Dadaku berdegub kencang, tapi
aku sangat menyukai suasana ini. Aku mengikutinya dan ketika disana aku
merusaha melindunginya dari keramaian orang. Ya, bagaimanapun aku ingin ia
baik-baik saja dan tidak terluka karena terus berdesakan dengan penonton yang
lain.
“Sangat ramai sekali, Ra.” kataku
“Iya, tapi keren. Jarang-jarang
aku melihat pertunjukan seperti ini di jalan.”
“Iya, mereka musisi jalanan
yang keren.”
“Iya.”
Ratih terus terkesima dengan
permainan biola musisi jalan tersebut, suara vokalisnya yang merdu dan beberapa
orang yang mulai menari mengikuti alunan musik yang terus mengalun. Sangat
padan sekali. Mereka memang benar-benar keren.
Ratih mencoba melepas
tangannya, namun aku cegah dan menggenggamnya lebih erat. Ia menatapku lalu
tersenyum dengan malu. Dan selama pertunjukan itu kami terus bergandengan
tangan selayaknya sepasang keasih.
Waktupun berlalu, ketika malam
menjelang aku mulai mengantarkan dia pulang. Aku mengantarnya tepat di rumahku,
namun entah kenapa aku tak ingin beranjak dari tempat itu
“Kenapa Res?”
“Eh.. eh..”
“Apa?”
“Ra, apakah kita bisa seperti
hari ini lagi?”
“Tentu, jika…” Ratih mencoba
membuat sebuah kaliamat yang menggantung
seolah menyuruhku melanjutkan apa yang ia katakan
“Apa?”
“Kamu duluan!”
“Harus aku?”
“Lelaki duluan bukan?” aku
merasa seperti membohongi diri sendiri dan dirinya tapi aku takkan mungkin
jujur untuk momen yang saat indah ini
“Seperti selayaknya kekasih
mungkin?!”
“Apa? Maksud kamu… kamu meminta
menjadiku kekasihmu?”
“Kamu mau?”
Sekali lagi, ia tersenyum dan membuatku
semakin gemas. Menunggu adalah waktu yang sangat menegangkan di saat seperti
ini.
“Bagaimana?”
“Serius?”
“Aku tak pernah main-main.”
kataku mantap
Ia anggukkan kepalanya, lalu
berlalu ke dalam rumahnya dengan perasaan yang sangat malu. Aku tersenyum puas.
Yes! Perasaanku kali ini terbalaskan.
* * *
Hariku kini penuh warna, tak
ada yang lebih indah selain berada disisinya. Ia semakin perhatian. Kekasih
yang baik, setidaknya aku akan terus merasakan kenyamanan ketika berada di
sampingnya.
Kami selalu meluangkan waktu
untuk menghabiskan hari libur berdua, ke taman kota, tempat wisata atau hanya
sekedar makan malam. Dan jika kami sama-sama sibuk kami akan menyempatkan makan
siang berdua. Atau jika aku sibuk dengan kuliah dan dia dengan sekolahnya kami hanya
bisa menyempatkan diri untuk sms dan telpon saja, setidaknya memberi kabar.
Suatu hari tiba-tiba ia
mengampiriku dengan penuh amarah. Sungguh aku tak tahu kenapa ia begitu marah
dan ini pertama kalinya kulihat wajah kekasihku yang begitu lembut menjadi
meletup-letup.
“Kamu kenapa Ra?”
“Kamu pembohong!”
“Aku tak pernah membohongi
kamu”
“Sudah hentikan sandiwaramu.
Pantas saja aku mendengar desas-desus tentangmu, aku mendapat gunjingan tidak
enak dari tetanggamu. Sekaran aku sudah tahu jawabannya.”
“Apa maksud kamu? Coba
jelaskan! Dan jika aku punya salah sungguh aku minta maaf.”
“Kamu pandai ya menyembunyikaini
semua?”
“Jelaskan dong Ra!”
“Ini!” Raih melemparkan sebuah
KTP yang selama ini aku cari
Beberapa hari yang lalu KTP itu
memang hilang, bahkan aku berfikir akan membuat baru. Tapi entah kenapa
tiba-tiba ada di tanganya
“Kenapa bisa ada di kamu?”
“Tertinggal di rumahku dan yang
sangat mengejutkan disana tertera jenis kelamin kamu. Sebegitu besar kamu
membohongiku?”
Ya Tuhan, akhirnya terbongkar
juga. Rasanya ingin sekali aku mengganti jenis kelaminku saat itu.
“Biar aku jelaskan Ra?”
“Tak perlu dijelaskan. Aku juga
sudah tahu dari berapa teman dan tetangga kamu. Aku sudah tahu semua.”
“Maafkan aku…”
“Kita putus!”
“jangan Ra, aku cinta sama
kamu”
“Aku jijik mendengar ucapan
cinta dari sesama jenis.”
“Tapi Ra…”
“MENJAUH DARI KEHIDUPANKU!!”
Ratih begitu marah. Lalu iapun
berusaha pergi. Tak peduli teriakanku. Bahkan ketika aku kejar ia semakin
marah. Ia benar-benar jijik melihatku. Kutarik tangannya, tapi ia berontak.
“LEPASKAN! AKU BENCI KAMU. AKU
JIJIK….” Ratih menangis
“Ra…”
Ia menatapku, dengan amarahnya.
Tatapan yang begitu meletup-letup. Ia memukulku, aku hanya terdiam. Sungguh
maafkan aku. Lalu iapun benar-benar pergi dalam linangan air matanya dan segala
kesedihannya.
* * *
Ratih tak bisa lagi dihubungi.
Bahkan ketika aku ke rumahnya ia tak mau menemuiku. Beberapa minggu setelah
kejadian itu Ratih tak bisa lagi kutemui. Bahkan beberapa bulan setelahnya ia
benar-benar menghilang. Ratih melanjutkan kuliah di luar kota dan aku tak tahu
dimana letaknya. Tak ada yang memberi tahuku, nampaknya ia benar-benar ingin
menghilang dari kehidupanku.
Hariku serasa sepi. Sakit yang
terasa ketika ia benar-benar menghilang. Namun apa daya diriku? Ini kesalahanku
dan aku tak bisa menyalahkan takdirku. Aku tak mungkin operasi jenis kelamin,
lagipula apapun yang kulakukan ia sudah membenci dan menghilang dari
kehidupanku.
Akupun akhirnya mulai menyibukkan diri dengan
kuliahku, mulai sibuk skripi. Aku ingin segera selesai kuliah ini agar aku bisa
cepat kerja dan membantu ibuku. Meringankan bebannya, agar ibu tak lagi begadang
demi mencari uang. Menerima orderan catering
dalam jumlah yang banyak.
Bayangan Ratih mulai
menghilang, aku bertekad melupakan dia. Aku mencoba menerima takdir
ini. Biarlah aku menjadi perempuan seutuhnya. Aku ingin hidup normal. Tak ada yang
salah dengan cinta namun tak selamanya cinta bersatu. Aku tak boleh melawan
takdir. Aku harus kembali ke fitrahku. Manusia diciptakan berpasangan, antara
lelaki dan perempuan. Harusnya aku mencintai lelaki. Andai saja…
Setelah lulus kulian aku mulai
menyibukkan dengan kerja, dan bayangan Ratih sudah berlalu. Aku benar-benar
ingin melupakan dia. Kumantapkan pada diriku, aku ingin menjadi seorang
perempuan. Aku
takkan pernah bohong dan malu akan jenis kelaminku. Sesungguhnya aku adalah
perempuan sejati
* END *
Malang,
5 Maret 2012
06. 15 wib
GURATAN KESEDIHAN YANG TAK NAMPAK
GURATAN
KESEDIHAN YANG TAK NAMPAK
By: Zahara Putri
Aku adalah seorang badut, aku datang
dari sebuah pertunjukan ke pertunjukan lain. Aku hadir untuk menghibur orang
lain. Pekerjaanku adalah membuat segurat senyuman pada setiap orang, dan jika
ada bonus dari kelakarku mereka akan tertawa terbahak-bahak.
Kadang orang berfikir seorang badut akan
bahagia selalu. Ah itu tidak benar! Aku manusia normal. Sama halnya seperti
orang l;ain. Aku punya permasalahan dan kesedihan. Inilah hidup. Tapi aku cukup
pandai menutupi kesedihanku, dibalik wajahku yang lucu aku bisa menangis disana
dan oranpun takkan pernah tahu. Aku mempunyai banyak cara untuk menutupi segala
kesedihanku. Guratan kesedihan ini takkan nampak, inilah caraku.
Andai aku punya kedudukan dan mempunyai
cukup uang mungkin bukan profesi ini yang kupilih. Hidup itu memang pilihan,
namun saat ini hanya ini yang mampu aku lakukan. Dan aku takkan pernah menyesal
dengan profesi yang sedang kujalani kini.
Aku merasa menjadi orang yang cukup
beruntung karena mampu memberikan kebahagiaan bagi orang lain, aku cukup
dibutuhkan orang lain ketika mereka ada acara dan membutuhkan senyuman mereka
memanggilku. Bukankah pekerjaanku cukup manfaat? Hal ini takkan kusesali dalam
hidupku.
Ini adalah profesi yang membanggakan.
Kujalani semua ini demi keluargaku. Setapak demi setapak aku terus kujalani
untuk mencari nafkah. Kupasang wajahku dengan senyuman, kulupakan kesedihan dan
kutinggalkan sejenak. Kini aku ingin bahagia.
Hidup ini memang berat tapi aku tak mau
menjadi lebih berat. Aku ingin menikmati hidupku, dengan membahagiakan banyak
orang. Dan terutama aku ingin membanggakan keluargaku. Senyumku untuk semua
orang. Dan kini, aku kembali ke profesiku yang sangat membanggakan. Tanpa malu
sedikitpun!
Malang,
11 Maret 2012
07.50
wib
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Efektif Membersihkan Wajah Dengan Dewpre Carrot Cica Water Calming Pad
Siapa di sini yang suka bepergian dengan dandanan cakep, pakai make up lengkap dan menggunakannya seharian? Namun, ketika pulang, males untu...
